Sabtu, 31 Juli 2010

Ukhti, Fotonya Mana???

Tadi, maen-maen ke MP-nya temen. Di QN-nya tertulis, kalo ada yang tanya kenapa di FB-mu gak ada fotomu, hayooo mau jawab apa???

Beragam jawaban yang sering dilontarkan oleh para akhwat yang gak majang foto di dunia maya, baik itu di FB, FS, MP, Blogspot, Twitter, YM, dll,-
>> Takut pada kabuuuur…
>> Nanti saia jadi tenar ukh…
>> Malu, fotonya narsis sih…
>> Gak punya foto, hehe…
>> Apa ya?? Malez upload ukh, gak sempet…
>> Agar lebih terjaga saja…
>> Takut disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab (>_<)
>> Dan beragam alasan lainnya…

Ana sering juga ditanya pertanyaan di atas, sangat disayangkan yang nanya itu rata-rata IKHWAN. Ikhwan ato ikhwan ya??? Ndak jelas statusnya apa… *peace*
Tapi, ada juga seorang ikhwan yang mengirim message ke ana. Isinya >> Terima kasih, Anda tidak menampakkan apa yang seharusnya tidak kami lihat. Tetaplah dengan menggunakan animasi di dunia maya ini!

Wah, ana sempet kaget tuh dikirimi pesan itu. Ternyata, masih ada ikhwan yang menginginkan pandangannya tetap tertunduk dari melihat apa-apa yang bukan haknya. Banyak mungkin, tapi kebetulan saja yang mengirim ke ana itu satu ikhwan. Ndak rajin juga nanyain ke para ikhwan, nanti mikir yang aneh-aneh lagi…

Ana juga sempet melihat salah satu STATUS FB teman, katanya >> Ukhti, kenapa engkau begitu mudah dilihat di mana-mana ya??
Pemilik STATUS itu adalah seorang ikhwan. Pas ngebaca status itu, bener-bener malu. Masa’ seorang ikhwan bilang seperti ke kita (para akhwat), mau taruh di mana ni muka??

Seorang adik (akhwat) bertanya padaku, “Kak, kenapa di FB-nya gak pake foto asli. Gak punya foto ya kak??” Ana hanya tertawa aja pas negbaca message-nya, :D
Gak punya foto?? Wah, salah besar nie. Ana termasuk akhwat yang paling doyan foto, apalagi kalo dah bareng An Nahl. Habis-habis tuh batre, gak peduli. Masalahnya, fotoku itu hanya untuk konsumsi pribadi saja. Paling ya di-share via YM sama mb-mb ato MMS-an dengan adinda-adindaku yang pengen banget tau sama wajahku ini, kalo mo diupload di FB. Ga PD euy…
Dulu pas mau buat FS, ana dah dikasih ‘ancaman’ sama murabbi. Kalo mo ikut situs jejaring social di dunia maya, JANGAN PERNAH PAKE FOTO ASLI!!! Kurang sadis apa lagi coba??!! Dari situ ana gak berani pajang foto. Beneran loh, bukan karena apa-apa. Cuma takut sama murabbi doank, sekarang dah tau apa alasan murabbi-ku mengancam begitu. Ternyata, eh ternyata…

Ana temukan jawabannya dari sebuah artikel temen…
Saudariku, seandainya diantara kita ada yang beranggapan bahwa tidak ada larangan mengenai pemasangan foto, bukankah Allah telah menyuruh kita untuk mengatakan kepada laki-laki yang Beriman agar mereka memelihara pandangannya di dalam Surah An-Nur Ayat 30? Bayangkan, kita disuruh mengatakan dalam arti menasehati mereka, laki-laki yang beriman untuk memelihara pandangan mereka, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa ketika kita menasehati mereka untuk memelihara pandangannya maka bukan berarti perbuatan kita justru membuat pandangan mereka cenderung tidak terpelihara, bukan?

Dan kita mengetahui bahwa sesunggunya kewajiban seorang mu’min adalah meninggalkan larangan Allah, dan mengerjakan apa yang diperintah oleh Allah semampu orang yang mengamalkan perintah itu oleh karena itu, kita sebagai ummat yang mengimani Al-Qur’an, kita diwajibkan mengatakan kepada laki-laki yang beriman di dalam Surah An-Nur: 31 agar mereka memelihara/menundukkan pandangannya dan kemaluannya karena hal itu lebih suci baginya. Dengan adanya perintah “katakanlah” itu, bermaksud untuk menasehati dirinya dan orang yang dinasehati agar apa yang dikerjakan orang tersebut nantinya berjalan dengan baik. Jika tidak, mungkin orang tersebut termasuk orang-orang yang disindir oleh Allah, pada Surah Al-Baqoroh:44 “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, ...” atau bisa jadi “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash-Shaff (61):2)

Saudariku, seandainya saja kalian tidak mempunyai kuasa untuk menasehati mereka, setidaknya kalian mengimani ataupun menyutujui apa yang diperintahkan kepada mereka itu, dengan cara mendukung apa yang mereka perbuat agar mereka dapat menjalankan perintah tersebut dengan baik. Oleh karena itu kita sebagai ummat Islam minimal sudah sepatutnya mendukung orang-orang yang memelihara pandangannya agar mereka dapat mengerjakan perintah tersebut dengan baik. Namun, apa pendapat kalian jika kita tidak memberikan kontribusi apapun walau sebuah bentuk dukungan kepada mereka sekalipun, dimana perilaku kita tidak mendukung mereka agar mereka memelihara pandangannya dengan baik? Bukankah kita telah mengingkari ayat tersebut?

Wahai saudariku, bayangkanlah, apa pendapat kalian, jika pada suatu ketika kalian berada di padang pasir yang tandus bersama beberapa orang yang sedang merasa dahaga lantaran berpuasa, lalu kalian katakan kepada mereka agar jangan berbuka sampai waktu berbuka tiba. Namun disisi lain kalian justru menjual bahkan meminum minuman yang menyegarkan di hadapan mereka yang sedang berpuasa. Bukankah hal ini sangat menzalimi mereka, padahal kalian senantiasa melarang mereka untuk tidak membatalkan puasa hingga waktu berbuka tiba?

Namun, bayangkan lagi saudariku, jika seandainya orang yang sedang berpuasa itu adalah diri kalian sendiri, betapa menderitanya kah kalian? Dan betapa zalimnya orang yang telah meminum minuman segar itu di hadapan kalian yang sedang berpuasa?

Saudariku, sungguh, begitu pulalah dengan apa yang dialami oleh lelaki ajnabi (asing) yang masih berpuasa terhadap pandangannya. Ketika mereka mencoba untuk memelihara diri mereka demi memperoleh kesucian, namun tahu kah kita bahwa tanpa sadar terkadang ada tindakan kita yang justru terkesan memancing-mancing diri mereka untuk menggadaikan usahanya dalam membersihkan diri dan menggadaikan kesucian yang mereka harapkan dari memelihara pandangan tersebut.

Saudariku, tahukah dampak apa yang akan terjadi setelah mereka terpesona oleh sebuah wajah yang tidak pernah dilihat dan mempesonakannya? Jiwa mereka akan merasa gundah gulana dan cenderung berangan-angan terhadap apa yang dipesonakannya itu. Dan hal itu cenderung merusak kualitas ibadah mereka. Lantaran asyik berangan-angan terhadap gambar yang didapatnya itu. Apakah kalian yang sudah berusaha untuk suci dan mensucikan itu harus rela terjebak pada potensi kubangan lumpur yang berada di fikiran mereka? Tentunya hal itu bukan merupakan suatu kebanggaan bagi kalian, lantaran kalian dapat memahami bahwa sesuatu yang suci itu tempatnya pun seharusnya di tempat yang suci. Namun apa boleh buat, jika tanpa kehati-hatian, kita rela menaruh citra kesucian itu di tepi sungai yang berpotensi dialiri oleh air limbah yang kotor.

Saudariku, tahukah kalian, ketika mereka (lelaki ajnabi) terjerat dengan keadaan seperti itu, mereka benar-benar terjerumus kelembah yang cukup gelap lantaran tidak ada orang yang menegur mereka agar mereka menghentikan apa yang mereka lakukan itu sedangkan mereka yang sendirian itu sedang terbius oleh pesona wajah kalian ditempat mereka duduk di depan sebuah komputer yang bisu.

Sungguh, bukankah hal ini lebih berbahaya bagi Keimanan mereka daripada mereka yang melihat perempuan ajnabi secara langsung sehingga mereka ditegur oleh sahabat mereka yang mengetahui keadaan tersebut agar mereka menundukkan pandangannya?. Jika tidak ada yang menegurnya sedangkan salah satu dari mereka tidak mampu keluar dari pesona yang ada dihadapannya itu maka ketahuilah bahwa, Keimanan yang ada di hati mereka itu semakin lama semakin melemah, lantaran pandangan demi pandangan yang khianat tu dapat membuat dirinya makin sulit melepaskan diri mereka dari jeratan lembah kegelapan itu, sehingga tahukah kalian bahwa hal itu dapat mengakibatkan rusaknya hati mereka? Dan jika hati mereka telah rusak maka, bisa dipastikan seluruh tubuh mereka pun ikut rusak. Kemudian menyebabkan tidakan-tindakan merekapun rusak. Sehingga maklum saja jika kalian atau saudari kalian terkadang tidak berkenan dengan sikap-sikap mereka yang sering kalian adukan kepada Murabbiyah kalian ketika kalian merasa tidak nyaman setiap kali kalian diberikan pertanyaan yang “tidak penting” dari mereka.
Saudaraku dan saudariku, kalian mungkin akan berguman jika kalian merasa tidak bebas dengan banyaknya perintah yang harus kalian kerjakan. Namun jika kalian merubah cara pandang kalian kepada Kecintaan kepada Rabb dalam mengerjakan sesuatu hal untuk beribadah kepadaNya maka kalian akan sangat mudah untuk meraih apa yang diinginkanNya. Bukankah kekasih akan melakukan segala hal yang Dicintai Kekasihnya?

Saudariku, ketahuilah bahwa kalian adalah perhiasan. Sudah sepatutnya perhiasan ditaruh dan dirawat sedemikian rupa agar perhiasan itu terpelihara. Ketika terpelihara maka kedudukannya pun menjadi terhormat, ketika terhormat berarti perhiasan itu berharga, ketika berharga maka mahal harganya.

Saudariku yang rupawan, ketahuilah bahwa kecantikan kalian adalah Karunia yang Allah berikan kepada kalian. Namun janganlah kalian salah langkah, ketika suatu nikmat yang seharusnya disyukuri justru hal itu akan membawa seseorang kepada perbuatan yang berdosa.
Ketahuilah bahwa Kecantikanmu merupakan penghargaan untuk Pangeranmu yang juga mencintaimu. Sayangilah dia dan jagalah kesucianmu karena hal itu tidak pantas bagi orang selain dia.

Saudariku yang Insya Allah senantiasa Diberkahi oleh Allah Yang Maha Pemberi Berkah, peliharalah diri kalian yang sudah berusaha suci dan memelihara sikap kalian dari hal-hal yang Dibenci oleh Rabb kalian. Mari sama-sama kita bertaubat atas segala hal yang pernah kita lakukan terhadap perbuatan kita yang tidak hati-hati sehingga mampu membuat orang lain terzalimi. Semoga Allah senantiasa menerima taubat-taubat kita. Barakallahu fiikum...

Sumber: We Are Support to Against The Virtual Khalwat


Hmmm… Bingung mo nulis apa lagi ya??

Artikelnya dalem sangat sih, sebenernya artikelnya ini panjaaaaang sangad. Tapi ana ambil bagian yang terpenting dari yang penting, semoga tidak menghilangkan esensi yang ada.
Kadang ada sebersit keinginan tuk meng-upload foto di dunia maya. Tapi, kalo baca ni artikel jadi ndak berani, kali ini takutnya bukan sama Murabbi lagi, namun sama Allah. Dosa ana aja dah banyak banget, masa’ harus nanggung dosa orang yang memandang wajahku pula. Ga banget deh!!

Ana yakin kita gak akan mungkin memasang foto terjelek yang kita punya, pastinya meng-upload foto termanis dan ternarsis yang kita miliki. Hayooo, bener kan??

Ana juga sangat beruntung dikelilingi oleh mereka yang begitu peduli pada ana, teman-teman ana selalu bilang, narsis boleh, mo eksis juga gak apa-apa, tapi tep jangan pajang foto ya ukh?! Oke deh ukhtiku…
Salah satu senior ana di LDK, Beliau Ketua Umum Periode 2008-2009. Beliau slalu mengecek para kader di kampus yang punya FB, FS, dll… Kalo ada yang ketahuan pajang foto, langsung deh disindir sama Beliau, dikirim pesan lah. Saluuuttt…!! Tapi, beliau hanya manusia biasa, takkan bisa selamanya mengawasi kita. Yang pasti, yang ga akan pernag tertidur, yang Maha Melihat slalu memperhatikan gerak-gerik kita. Malaikat juga senantiasa mencatat amalan kita. Maka berhati-hatilah!!

“Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran." [Q.S. AI Ashr (103):1-3].

Maaf jika tak berkenan, afwan jiddan…
Sungguh, tak ada maksud ana untuk menggurui ukhti-ukhti sekalian. Note ini ana tulis tuk ana pribadi, semoga lebih berhati-hati lagi dalam melakukan apapun....
dishare dari : 

0 komentar: